Quantcast
Channel: desain interior Archives - SWA.co.id
Viewing all 11251 articles
Browse latest View live

Alvin Tjitrowirjo, Mimpi Mengembangkan AlvinT menjadi Merek Internasional

$
0
0

Dua kali menjadi finalis International Young Creative Entrepreneur besutan British Council Indonesia, mengantarkan Alvin Tjitrowirjo moncer di panggung internasional, terutama di ranah desain interior. Produk besutan pria kelahiran Jakarta tahun 1983 yang diberi label AlvinT telah merambah pasar Asia dan Eropa. Kualitas desain produk buatan lulusan Royal Melbourne Institute of Technology tahun 2004 ini dianggap unik dan orisinal, sehingga ia kerap diganjar penghargaan, antara lain dari Melbourne Design Festival.

Alvin TjitrowirjoProfesi desainer sangat penting. Setiap negara maju mementingkan apa arti desain. Dari tata kota, arsitektur, desain interior, lanskap, produk dan lain-lain,” ungkap pemilik sekaligus Creative Director PT Desain Indonesia Bangga ini. Seorang desainer, imbuhnya, mengemban tugas menciptakan atau mengedukasi pasar agar mulai mengerti pentingnya desain.

Saya selalu bermimpi bisa mengembangkan merek saya, AlvinT, menjadi merek internasional yang beridentitas Indonesia. Bukan membawa merek internasional ke Indonesia,” ujar Alvin yang di tengah kesibukannya masih menyempatkan diri membagi ilmu sebagai pengajar desain furnitur di Universitas Pelita Harapan. “Saya bercita-cita bisa membawa nama Indonesia melalui desain kontemporer modern ke level internasional,” pehobi jalan-jalan dan fotografi ini menandaskan.

Untuk itu, ia terus mengeksplorasi material atau kearifan lokal yang bisa diterjemahkan menjadi produk yang dapat digunakan sehari-hari. “Dengan tetap menjaga identitasnya sebagai produk Indonesia, saya akan mengembangkan bisnis saya di pasar lokal dan regional,” imbuhnya.

Rangga Wiraspati

The post Alvin Tjitrowirjo, Mimpi Mengembangkan AlvinT menjadi Merek Internasional appeared first on Majalah SWA Online.


Antusiasme dalam Tukangkayu.com

$
0
0
Satrianov

Satrianov

Peluang bisnis dari dunia online memang kian melebar. Tak hanya fashion, media, dan produk-produk teknologi informasi, pertukangan serta desain interior pun bisa dibisniskan dengan mengandalkan penjualan online. Tak percaya? Tanyakan ke Satrianov yang sejak 2012 mengembangkan Tukangkayu.com. Siapa nyana, bisnis online yang dibesut pria 29 tahun itu terus lancar menggelinding.

Semua bermula di tahun 2011. Secara kebetulan dia mampir ke sebuah workshop kayu (furnitur) di Jakarta Barat. Setelah iseng ngobrol ngalor-ngidul dengan pemiliknya, tiba-tiba terlintas dalam benaknya sebuah gagasan: andai bisnis seperti itu dipasarkan online, siapa tahu bisa menghasilkan sesuatu. Tak ingin ide ini lewat begitu saja, dia pun lalu menawarkan diri untuk menjualkan jasa mereka secara online.

Ternyata, pemilik mebel kayu setuju. Dia pun sepakat memberi Satrianov imbalan dari setiap proyek yang terjual. Padalah, Satrianov minim pengalaman. “Saat itu saya benar-benar tidak tahu apa-apa tentang desain interior, furnitur, dan kayu,” dia mengenang. Maka, lahirlah Tukangkayu.blogspot.com. Laman gratisan.

Anak muda ini memang tak punya pengalaman dan pengetahuan yang andal di seputar dunia kayu serta desain interior. Maklum, dia alumni Komunikasi Universitas Padjadjaran. Namun, minatnya pada dunia perkayuan, desain interior dan pemasaran sangatlah besar. “Hanya punya semangat bahwa interior design dan build itu sesuatu yang menarik dan seru bagi saya,” ujarnya.

Berangkat dari iseng, tiada disangka, pasar menyambutnya. Dari blog itulah dia mendapatkan order pertama, membuat sebuah boks kayu. Dan sesuai dengan perjanjian, ada fee yang dikantongi dari order yang terjual.

Uang komisi ini pun segera digunakan untuk membeli domain dan menyewa hosting. Laman gratisan pun bersalin rupa menjadi Tukangkayu.com. “Jadi, modal saya memang nol rupiah,” ungkapnya.

Setelah itu, perlahan-lahan satu-dua klien mulai mengontak. Yang lucu, dia sering tak bisa menjawab pertanyaan calon klien karena saat itu memang masih awam. Otomatis dia harus rajin bolak-balik bertanya ke tukang kayu, baik soal teknis kayu maupun sistem pengerjaannya. Soal desain, dia belajar otodidak dari Internet.

Setelah satu tahun berjalan, jumlah klien mulai datang lebih stabil. Dia pun lalu memutuskan membuat workshop sendiri meski masih ala kadarnya. Kebetulan pula ada satu temannya yang tertarik bekerja sama dan patungan modal. Rp 20 juta dia kumpulkan bersama kawannya, lalu dipakai untuk menyewa tanah, membangun workshop dan membeli mesin basic. “Perlu punya workshop sendiri untuk memudahkan kontrol,” katanya. Sejak itu, dia terus investasi alat dan menambah orang secara bertahap seiring dengan volume proyek yang terus meningkat.

Kini, berangkat dari iseng,Tukangkayu.com terus menggelinding dengan positioning sebagai kontraktor yang membuat atau memproduksi interior, disesuaikan dengan keinginan dan ruang klien. “Pada akhirnya bukan urusan kayu saja yang kami lakukan, namun juga lighting dan sipil. Tetapi, core-nya tetap di urusan kayu,” katanya menjelaskan. Kliennya adalah mereka yang butuh jasa kontraktor dan desain interior. “Sebulan paling tidak ada dua proyek,” ungkap Satrianov seraya menjelaskan, harga jasanya tergantung pada jenis bahan, finishing, dan aksesori yang digunakan.

Kami cukup puas menggunakan jasa Tukangkayu.com. Dari sejumlah penawaran yang masuk, Tukangkayu.com memenuhi spesifikasi kami. Mereka juga kooperatif. Hanya saja, mungkin faktor interaksi langsung perlu diperbanyak dan standar mutu perlu ditingkatkan,” ujar Adelia Risyani, salah satu klien Tukangkayu.com.

Yang membuat Satrianov cukup terkejut, meski tanpa jasa search engine optimization (SEO), website-nya selalu dicari orang dan punya rating tinggi di Google. “Saya dulu memilih nama Tukangkayu.com karena terdengar aneh atau lucu, ternyata kebodohan nama itu justru menarik orang. We might not the greatest carpenter in this country, yet. But for Google, we’re number one,” ujar Satrianov seraya tertawa. Kini ia berbagi pekerjaan dengan mitra bisnisnya. Dirinya menanganiurusan desain serta produksi, sedangkan kawannya lebih fokus ke pemasaran.

Belajar dari Satrianov, keisengan bisa menjadi bisnis bila ditekuni dengan antusiasme disertai keinginan terus belajar. “Website yang paling sering saya kunjungi sampai sekarang www.houzz.com. Itu kitab sucinya desain interior,” ungkap kelahiran Palembang 24 November 1984 ini.(*)

Sudarmadi dan Gustyanita Pratiwi

 

The post Antusiasme dalam Tukangkayu.com appeared first on Majalah SWA Online.

RR Atelier Ingin Mengharumkan Nama Indonesia

$
0
0

Berawal dari ide untuk membuat residential line dari Citra Cipta Bika dan kecintaan mereka akan dunia interior dan seni, pasangan kakak beradik, Renata Lukmito dan Robyn Lukmito, menciptakan sebuah rumah desain Renata & Robyn Atelier. Nama Atelier sendiri terinspirasi dari pengalaman Robyn yang dulu pernah bersekolah dan bekerja di Paris, yang artinya private workshop, saat itu dia melihat seniman-seniman dengan anak didik mereka bekerja sambil berkarya di sebuah atelier.

62c49d9860e9214c45af30ef66c7685fSingkat cerita, mereka terinspirasi dengan hal tersebut dan membuat sebuah studio kecil sehingga orang bisa bekerja sambil menunjukkan keahliannya dalam bidang masing-masing. Dengan konsep tersebut, RR Atelier yang dibangun oleh mereka berdua beserta tim desainer, mencerminkan selera dan identitas dari kakak beradik tersebut.

Didukung dengan lingkungan bisnis keluarga yang juga bergerak dalam bidang high-end interior dan furnitur, membuat dunia interior sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari sejak kecil. “Kami di dunia ini sudah 30 tahun,” ujar Renata.

RR Atelier dibangun untuk menunjukkan bahwa luxury furniture buatan mereka memiliki kualitas dan desain yang tidak kalah dengan furnitur buatan luar negeri. “Kami ingin mengharumkan nama Indonesia. Kami masih mau lebih besar dan berpengalaman, dan juga berencana bekerja sama dengan arsitek indonesia juga,” ungkap Robyn.

Simak hasil wawancara dari reporter SWA Online, Ferdi Julias Chandra, dengan dua dara cantik tersebut berikut ini.

Bagaimana latar belakang mendirikan Renata & Robyn ini?

Kami selama 30 tahun bergerak di bidang furniture untuk commercial dan residential & RR Atelier sebagai residential line kami.

Bagaimana konsepnya?

Untuk konsep soft opening RR Atelier adalah Parisian Style yang mana glamorous yang dicampurkan dengan vacation home di Hamptons, New York.

Untuk produksi, bahan apa yang digunakan? Apakah bahan impor atau lokal?

Untuk bahan yang digunakan untuk memproduksi, kami menggunakan bahan yang terbaik. Di pabrik kami di Tangerang, kami menggunakan top of line machine dari Jerman jadi semuanya presisi dan sempurna.

Di mana pabriknya? Ada berapa buah?

Di Tangerang, ada satu. Untuk finishing, tidak semuanya hand made, tetapi memang ada beberapa finishing & ukiran tertentu yang dikerjakan oleh seniman-seniman kami.

Bagaimana dengan target market?

Target marketnya high end, untuk luar dan dalam negeri. Ini soft launching, baru pertama dilihat secara umum.

Ekspornya sudah kemana saja?

Ke Eropa, Amerika, Australia, Jepang, Singapura, dan Malaysia, yaitu untuk klien hotel dan residensial, dan ini juga digerakkan dengan demand, dan paling banyak untuk hotel.

Berapa range harganya?

Enaknya di tempat kita, kita bisa customize sesuai budget. Jadi semua tergantung konsumen. Kecuali ada beberapa klien yang mau seperti kayu eksotis, Jadi rangenya banyak. Kita lebih ke interior.

Bagaimana dengan klien? Mana yang permintaannya paling banyak?

Kami spesial furniture, untuk yang RR ini. Jadi kita kumpulin beberapa vendor, jadi seperti one stop shopping yang membuat rumah, jadi bisa pilih all the best vendor di Jakarta.

Seberapa besar pasarnya?

Sangat bagus prospek bisnisnya, kami bisa bikin barang – barang kualitas impor, jadi kenapa kita harus impor. Intinya market lagi bagus banget.

Bagaimana persaingan dengan kompetitor?

Persaingan banyak, pasti kualitas dan service yang kita tonjolkan. Kita juga personalize setiap customer. Jadi semuanya dengan permintaan customer.

Untuk desain ada berapa tim di RR?

Di kantor kita ada 10.

Apa target tahun ini?

Mengharumkan nama Indonesia. Kami masih mau lebih besar dan berpengalaman. Kami juga berencana bekerja sama dengan arsitek indonesia juga.

Apa fokus ordernya?

Target kami seluas-luasnya. (EVA)

The post RR Atelier Ingin Mengharumkan Nama Indonesia appeared first on Majalah SWA Online.

Susan Emir, Kenalkan Gaya Shabby Chic dalam Desain Interior

$
0
0

Meski tidak mengeyam pendidikan di bidang interior, popularitas Susana Yolandani Ishak tidak kalah dari desainer interior top di Indonesia. Karyanya yang bergaya shabby chic yang feminin dan klasik banyak dilirik oleh kalangan pejabat, selebritas, hingga pasar Eropa. Media sosial seperti Instagram menjadi media yang ampuh untuk merekam jejak karyanya.

Susan Emir Desainer pemilik Rumah Sabina, Design Interior Furniture, HomeDecor, Youngters Edisi05 2015

Susan Emir Desainer pemilik Rumah Sabina, Design Interior Furniture, HomeDecor

Susana atau yang lebih kondang dikenal dengan nama Susan Emir bisa dibilang salah satu rising star di bidang desain interior saat ini. Kreasi wanita berusia 35 tahun ini acap kali tampil di beberapa program televisi. Sebut saja, Basa-Basi (Trans TV), Lintas Imaji (NET), D’sign (NET), Queen at Home (NET), dan Simfoni Cinta (Trans TV).

Yang menarik, perempuan berparas cantik ini mengaku tidak berlatar belakang pendidikan atau bahkan mengambil kursus di bidang desain. Ia mengasah kemampuan secara otodidak melalui buku, Internet, hingga pengamatan ketika jalan-jalan. “Sejak kecil saya bercita-cita ingin menjadi pengacara. Tapi setelah menjadi pekerja profesional, saya baru menyadari bahwa ada bakat yang belum saya selami lebih dalam,” ungkap perempuan asal Sukabumi ini.

Cita-cita kecilnya terpenuhi ketika selepas menyabet gelar sarjana hukum dari Universitas Trisakti, ia diterima bekerja di sebuah lembaga advokasi. Namun, belum genap satu tahun, Susan memutuskan hijrah ke perusahaan dan mencoba peruntungan di bidang yang berbeda.

Tahun 2003, istri Emir Gema Surya ini berlabuh ke Vinci Energies Group, perusahaan asal Prancis di bidang rancang bangun industri pertambangan dan perminyakan. Karier Susan terus menanjak hingga akhirnya menduduki posisi paling strategis selama 11 tahun. Namun, “Mimpi akan terbatas jika saya hanya berstatus pegawai. Karena itu, saya memutuskan untuk menggali bakat desain dan mengejar mimpi setinggi-tingginya,” katanya penuh semangat.

Karena “terlahir” secara otodidak, kariernya sebagai desainer interior tidak langsung melejit. Untuk proyek percontohan, misalnya, ia mengubah tampilan dan isi rumahnya yang terletak di Pejaten Timur, Jakarta Selatan, sebagai tempat menuangkan kreativitas. Tak disangka, karya Susan banyak menarik perhatian kolega suaminya. “Dari mulut ke mulut, lama-kelamaan makin banyak tawaran untuk mengerjakan desain interior rumah teman suami,” tutur ibunda Ezra Magnar Khalif, Jethro Gema Magali, dan Sabine Tesla Amadine ini.

Kerja keras Susan berbuah manis. Permintaan merenovasi atau mendesain interior ruang kian bertambah. Maka pada Juni tahun lalu, ia mendirikan Rumah Sabine untuk memperjelas posisinya di jasa desain interior. Namun, ambisi Susan tidak berhenti sampai di situ. Lagi-lagi secara otodidak, ia mengembangkan kemampuan di bidang dekorasi rumah dan perabot, sehingga bisnisnya menjelma sebagai jasa penyedia desain yang komprehensif, yakni bernama Rumah Sabine – desain interior, home decor & furnishing.

Rumah Sabine langsung populer dalam hitungan bulan. Itu bisa dilihat dari banyaknya pejabat negara dan figur publik seperti presenter Fenita Ari yang tertarik memakai jasanya. Dalam mendesain, Susan mengusung gaya shabby chic, yakni aliran yang berasal dari Inggris dan sangat populer di Eropa khususnya Prancis. Karyanya bisa dikenali dari motif bunga dan pemilihan warna yang khas.

Kini Susan tidak berjuang sendiri. Ia telah dibantu lebih dari 20 karyawan. Sekarang Susan sudah memiliki sebuah workshop di Jagakarsa, satu showroom di Pejaten, dan satu galeri di Mampang, Jakarta. Untuk mempromosikan jasa dan karyanya, Susan beberapa kali beriklan di Majalah Rumahku, serta memanfaatkan Instagram untuk branding dan pemasaran. “Tidak banyak desainer yang bergaya shabby chic. Nah, di sinilah oportunitas buat saya,” ucap Susan yang mengaku sedang merampungkan proyek desain untuk sebuah kafe.

Menurutnya, Rumah Sabine membidik kalangan menengah-atas. Harga yang ditawarkan bergantung pada keinginan klien yang umumnya berkisar Rp 50 juta-2,5 miliar, dengan rentang waktu pengerjaan dua-tiga bulan. Dalam sebulan, Rumah Sabine bisa menerima 6 proyek. “I work with the budget. Klien punya berapa, maka akan saya sesuaikan. Saya mengambil 15% fee dari nilai total proyek,” ungkap wanita yang juga hobi berburu kuliner ini.

Sementara itu, Windy, pelanggan Rumah Sabine, mengatakan, mencari konsultan desain interior yang bergaya shabby chic sangat sulit. “Saya suka dengan karakter shabby chic yang terkesan homey, nyaman, dan terlihat elegan. Susan tahu betul bagaimana mendandani rumah saya. Jadi ketika kami bertemu, tidak banyak diskusi antara saya dan dia. Dia mempresentasikan konsepnya, dan saya langsung suka,” ucapnya.

Adapun biaya, sangat bergantung pada ruang yang didandani. “Misalnya untuk mendandani kitchen set lebih dari Rp 50 juta,” kata Windy. Baginya, harga sebesar itu masuk akal karena konsep desain plus kitchen set ditangani langsung oleh Susan. “Kualitasnya pun nomor satu. Susan sangat care kalau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan ekspektasi,” ucapnya memuji.


Kini, selama 9 bulan merintis usaha, Susan mengaku belum menemui hambatan yang berarti. Tantangan ke depan, menurutnya, adalah soal ketersediaan tenaga profesional. Ia berharap, bisa menggandeng arsitek dan insinyur sipil untuk berkolaborasi. Susan juga berencana meningkatkan dua sampai tiga kali lipat jumlah karyawannya. “Kunci keberhasilan bisnis ini adalah berkat inisiatif, dukungan, kolaborasi, dan
effort dari suami tercinta. Dia partner hidup, sekaligus pemegang saham di bisnis ini,” ujar Susan sambil tertawa lepas.

 

Ario Fajar dan Dede Suryadi

Riset: Sarah Ratna Herni

The post Susan Emir, Kenalkan Gaya Shabby Chic dalam Desain Interior appeared first on Majalah SWA Online.

American Standard Akui Masih Ada Gap di Industri Toilet

$
0
0

Kebutuhan akan produk interior kamar mandi seperti toilet, keran air dan bak mandi (bathub) ternyata masih memiliki gap antara suplai dan permintaan yang cukup besar. Menurut, Iwan Irwanto, Presiden Direktur  PT American Standard Indonesia, mengacu pada data dari REI, saat ini di Indonesia gap antara suplai dan permintaan produk interior kamar mandi adalah sebesar 3-5 juta set per tahun. “Jadi secara keseluruhan, para produsen yang ada di Indonesia saat ini belum mampu meng-cover seluruh permintaan sehingga masih ada yang harus dipenuhi lewat impor,” jelas Iwan.

Presiden Direktur american standard

Lebih lanjut Iwan menjelaskan, gap tersebut terjadi pada permintaan untuk rumah tinggal. “Produk interior seperti ini permintaan terbesarnya adalah rumah tinggal, kemudian baru menyusul yang gedung perkantoran, gedung komersial, dan lainnya,” ungkap Iwan. Saat ini pabrik American Standard di Indonesia telah mampu memproduksi 1 juta set per tahun, sehingga sekitar 85 % produknya yang masuk ke pasar Indonesia itu dari pabrik lokal, sisanya diimpor dari Amerika.

Menurut Iwan, khusus untuk produk kloset, saat ini terjadi pergeseran tren, sekitar 5- 6 tahun lalu permintaan untuk kloset jongkok bisa mencapai 250 – 300 ribu set per tahun, sedangkan saat ini permintaan kloset duduk hanya 100 ribu set per tahun. “Sekarang umumnya rumah tinggal memilih menggunakan kloset duduk, permintaannya besar sekitar 2-3 juta set per tahun,” jelas Iwan.

Ketika disinggung mengenai kondisi ekonomi Indonesia yang lesu belakangan ini, menurut Iwan, pihaknya tidak merasakan ada dampak secara langsung terhadap penjualan produk nya.“Tetapi ke depan, kami melihat ada pelambatan juga dari sektor properti, itu nanti akan ada sedikit perlambatan”, ungkap Iwan. Saat ini produk American Standard di Indonesia telah menjadi market leader, khususnya untuk landed house, sedangkan untuk apartemen dan gedung lainnya mereka masih berada di urutan kedua. “Ke depan kami akan menambah kapasitas pabrik sebab saat ini kapasitasnya sudah hampir penuh sedangkan permintaan terus bertambah,” ungkap Iwan seraya mengelak kapasitas pabrik belum bisa dipublikasikan.

Sebagai strategi untuk terus memperbarui desain produknya, American Standar Asia Pasifik meluncurkan kompetisi desain pertama untuk para mahasiswa desain interior, “Ini kali pertama kami mengadakan kompetesi ini secara nasional dan regional ASEAN,” jelas Iwan. Menurutnya, karya-karya yang lolos menjadi finalis di tingkat regional akan dipakai sebagai inspirasi desain bagi produk American Standard. (EVA)

The post American Standard Akui Masih Ada Gap di Industri Toilet appeared first on Majalah SWA Online.

Santi Alaysius Memilih Hujan Emas di Negeri Sendiri

$
0
0

Ketika kebanyakan orang berusaha mencari kenyamanan dan kemapanan karier di negeri orang, Santi Alaysius justru memilih meninggalkan kariernya yang tengah berpendar di Amerika Serikat (AS). Lulusan The Art Institute of Seattle dan Illinois Institute of Art-Chicago ini sempat bekerja magang di Thom Filicia, New York, dan di Simeone Deary Design Group, Chicago. Sebagai desainer interior, selama empat tahun bergabung ia menangani pekerjaan yang berkaitan dengan hunian kelas atas. Bersama timnya, ia menangani proyek rumah salah satu diva AS, Jennifer Lopez, di Long Island.

Santi Alaysius

Santi Alaysius

Saat bergabung dengan firma butik di Chicago, ia sempat mengerjakan proyek besar dan dipercaya menjadi desainer proyek The Elysian Hotel dengan lingkup pekerjaan mendesain interior seluruh gedung (restoran, bar, spa, dan lainnya). Hotel dengan nilai investasi US$ 250 miliar itu kemudian bertengger di peringkat satu hotel terbaik di AS dan peringkat 7 hotel terbaik di dunia versi Majalah Conde Nast Traveller dan Elle Décor. Sentuhan artistis Santi pernah pula mewarnai beberapa majalah desain dan interior internasional, seperti Elle Décor, Interior Design Magazine dan Home and Décor.

Setelah hampir satu dekade berkarier sebagai desainer interior di AS dengan gaji sekitar US$ 50 ribu, Santi mengaku ingin melakukan banyak hal dan mencari pelabuhan ekspresi yang lebih besar. Tak jauh-jauh, tanah kelahirannyalah yang kemudian ia pilih sebagai tempat mencari tantangan yang lebih besar itu. Pada 2009, ia pulang ke Indonesia. “Awalnya saya tidak kepikiran lagi untuk menjadi desainer interior, apalagi mendirikan perusahaan konsultan desainer interior,” kata perempuan bertubuh mungil ini.

Saat itu, Santi malah ingin mengembangkan bisnis jewellery. Sewaktu di AS, ia memang sempat mengembangkan lini jewellery di sela-sela kesibukannya sebagai desainer interior. Ia menitipkan berbagai aksesori buatannya di toko milik temannya. “Saya sangat suka membuat sesuatu dengan tangan sendiri dari barang sisa, tapi dengan hasil yang keren pastinya,” ujarnya. Ketika tengah melakukan persiapan membuat merek perhiasan itu, ia dihubungi teman satu kuliahnya saat di AS, Hamphrey Tedja. “Ia mengajak saya untuk membantu mengerjakan proyek desain interior restoran kecil bernama Emperor Q di Senayan City.”

Itulah cikal bakal perkongsian keduanya. Proyek perdana itu membuahkan inisiatif membangun usaha bersama. Lewat Domisilium Studio, Santi dan Hamphrey mengembangkan perusahaan desain interior. “Kami merasa ada kesamaan visi dan bisa bekerja sama dengan baik. Setelah mengerjakan proyek perdana di Senayan City itu, satu per satu proyek berdatangan. Domisilium Studio sebagai langkah awal kami menggeluti dunia desain interior ini,” paparnya.

Bermodal laptop, Santi memulai episode baru kehidupannya sebagai orang yang mandiri. “Kami memulai bisnis ini dari nol. Tidak ada investasi dari pihak lain, hanya bermodal laptop bekas saya kuliah dulu yang sudah berusia empat tahun. Kemudian nongkrong di kafe yang punya akses Wi-Fi cepat. Dari situlah kami memulai bisnis,” ucapnya. Kantor Domisilium saat itu memang masih nomad. “Kadang nebeng di rumah orang tua saya, atau rumah orang tuanya Hamphrey. Baru pada tahun ketiga, kami punya kantor sendiri,” imbuhnya. Selama setahun pertama, mereka sepakat tidak gajian. “Semua fee yang kami dapatkan untuk modal usaha. Fee pertama proyek kami belikan printer,” ungkapnya. Mereka sepakat tidak meminta bantuan modal ke orang tua masing-masing. “Sebagai anak, saya harus bisa mandiri di atas kaki sendiri,” katanya. Menurut Santi, dukungan moral dan motivasi dari orang tua sudah lebih dari cukup baginya.

Setelah proyek perdana di Senayan City, proyek residensial kemudian berdatangan. Juga proyek hospitalitas, antara lain Urban Icon, Martha Tilaar, hotel di jaringan Grup Accor, dan Hotel Kosenda di bilangan Jakarta Pusat. Kliennya adalah yang menjual gaya hidup untuk kelas menengah-atas, sehingga sangat berkembang dan selalu dinamis. “Semua kami terima berdasarkan word of mouth,” katanya.

Ia mengaku tak punya jurus khusus untuk mengiklankan Domisilium Studio. Apalagi, memasang iklan di media. “Bisnis kami adalah jasa desain, maka reputasi sebagai desainer harus baik dalam berhubungan dengan banyak pihak, terutama klien. Dan itu sangat kami jaga,” ungkapnya. Selama ini, ia hanya memanfaatkan media sosial sebagai sarana mengampanyekan Domisilium Studio. “Kami tetap akan mempertahankan cara pemasaran yang paling efektif lewat Internet. Nama kami terdengar sampai ke luar negeri juga karena Internet. Juga dari liputan media,” tambahnya.

Domisilium Studio pun kini menjadi pemain yang diperhitungkan di jagat desain interior. Berapa omsetnya? “Aduh, terus terang saja, kami tidak pernah menghitung berapa besar omset yang kami hasilkan,” katanya mengelak. Menurut dia, selama ini, jika ada kelebihan maka dialokasikan untuk modal bisnis, bisa berupa peralatan atau renovasi kantor. Targetnya, tahun depan, desain kantor Domisilium Studio harus sesuai dengan yang diinginkan. “Jadi, pas tamu datang ke kantor, nggak malu-maluin bangetlah, hahaha…,” katanya sembari tertawa.

Mereka juga mengalokasikan keuntungan untuk membeli software desain yang mahal, bisa mencapai US$ 3 ribu. “Bagi kami, tidak fair kalau kami memakai barang bajakan untuk mencari uang, bahkan bisa jadi uang yang kami dapatkan jadi nggak halal,” imbuhnya. Untuk pertumbuhan bisnisnya, ia mengaku, sejak tiga tahun lalu tiap tahun meningkat sampai 50%. Domisilium mematok fee minimum Rp100 juta untuk segala proyek. “Kami termasuk yang masih murah dibanding yang lainnya.”

Untuk menjaga reputasi, selain menjaga layanan kepada klien dan menjaga citra merek, Santi juga menjaga desain agar selalu inovatif dan dinamis. “Proyek kami selalu berbeda dan tidak ada yang sama dengan proyek sebelumnya. Bagi kami, jika orang sudah dapat menebak suatu proyek itu hasil dari Domisilium, berarti kami sudah mati gaya, kami sudah stuck,” kata penikmat kopi dan sayuran ini. Karena itu, di setiap proyek ia selalu mengerjakan hal yang berbeda dan menjadi daya tarik tersendiri. Santi mengaku perfeksionis sehingga sangat detail memperhatikan setiap hal yang menyangkut konsep desainnya.

Diakui Ruben, pengelola Hotel Kosenda, pihaknya merasa puas atas layanan desain interior yang dikerjakan Santi dan tim Domisilium Studio. “Ekspektasi kami dalam memilih Domisilium sebagai desain interior tidak sia-sia. Mereka berhasil mewujudkan apa yang menjadi harapan kami dalam mendesain interior Hotel Kosenda. Sehingga kesan hotel sebagai new life style dan tidak hanya sebagai tempat menginap, tapi juga sebagai tempat berkumpul selain mal, sangat melekat di Hotel Kosenda,” katanya memuji.

Santi sendiri mengaku selalu berusaha menampilkan sesuatu yang baru di setiap proyeknya. Tak heran ia sering meluangkan waktu untuk mengamati sekeliling, bergaul dan jalan-jalan. Menurutnya, inspirasi bisa datang dari mana saja. Bisa saat menonton televisi, plesiran, baca majalah, bahkan sedang kongko dengan teman-temannya. “Everywhere. Yang paling penting, harus peka saat melihat kondisi sekitar. Banyak melihat dan belajar secara visual dengan lingkungan sekitar,” ucapnya.

Diakuinya, kendalanya selama ini justru soal sumber daya manusia, dan klien yang banyak permintaan tetapi bujetnya tak sesuai dengan permintaannya. Toh, Santi optimistis bisnisnya akan terus berderak seiring pertumbuhan industri desain interior dan properti. Harapannya ke depan justru terkait dengan profesi desain interior yang menurut dia sejatinya tak sekadar talenta yang dipupuk. “Attitude juga diperhatikan. Kami yakin bakal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” katanya. Ia bahkan berharap pemerintah menjamin dan memberikan perlindungan hak cipta atas kekayaan intelektual dan memberikan regulasi tentang fee minimum.

Ia punya pengalaman yang membuatnya cukup syok, yakni soal tender desain. Menurutnya, di luar negeri tender desain itu ilegal, kecuali proyek sosial dan proyek pemerintah yang menjadi kepemilikan umum. “Jika proyek bisnis pribadi sangat tidak etis untuk tender. Kalau kami ikut tender, kami bekerja tanpa dibayar dulu,” ujarnya. Di luar negeri, lanjutnya, peserta tender diberi fee. “Jadi, meski tidak kepilih tetap dapat bayaran karena kami menjual ide, bukan menjual barang.”

 

Henni T. Soelaeman dan Syukron Ali

The post Santi Alaysius Memilih Hujan Emas di Negeri Sendiri appeared first on Majalah SWA Online.

Unjuk Gigi Generasi Kedua Citra Cipta Bika

$
0
0
Renata & Robyn bersama orang tua mereka ketika grand opening RR atelier (Nanik Lukmito & Norman Lukmito)

Nama Citra Cipta Bika dalam industri furniture dan desain interior sudah tidak diragukan. Sudah 30 tahun lamanya, Norman Lukmito merintis usaha tersebut, hingga memiliki portofolio di berbagai hotel, apartemen, resort, dan restoran di berbagai belahan dunia seperti London, Kairo, Sydney, Doha, Tokyo, Perancis dan lain-lain.

Melalui generasi keduanya, Renata Lukmito dan Robyn Lukmito, kini Citra Cipta Bika melebarkan usahanya lewat perusahaan baru. Kedua anak perempuannya tersebut kini membangun merek tersendiri bernama Renata & Robyn Atelier dengan showroom perdana di wilayah Jakarta Selatan.

Bila image Citra Cipta Bika selama ini lebih ke arah segmen hospitality seperti hotel dan resor. Renata & Robyn Atelier, nantinya akan menjangkau pasar yang lebih luas seperti segmen residensial dan ritel. “Ini menjadi semacam one-stop shopping untuk desain interior private home. Kami menjawab banyaknya permintaan klien Bika yang ingin mendapatkan layanan desain untuk pasar residensial yang high end, “ ujar Managing Director RR Atelier Renata Lukmito.

Renata & Robyn bersama orang tua mereka ketika grand opening RR atelier (Nanik Lukmito & Norman Lukmito)

Renata & Robyn bersama orang tua mereka ketika grand opening RR Atelier (Nanik Lukmito & Norman Lukmito)

R&R Atelier, menurut dia, juga melayani pesanan yang sifatnya costum dari kostumer yang ingin mewujudkan ide-ide sendiri, untuk menciptakan konsep desain yang unik sesuai dengan pribadi masing-masing. “RR Atelier bekerjasama dengan beberapa desainer paling inovatif dan sangat disegani di Indonesia,” ujarnya.

Ia menilai pasar furniture residensial mempunyai prospek yang cerah dimasa datang. Keberadaan RR Atelier ia katakan juga bertujuan untuk menunjukan bahwa luxury furniture buatan lokal bisa mempunyai kualitas dan design tidak kalah dengan furniture buatan luar negeri. “Target awal kami mengharumkan nama Indonesia dulu,” dia menjelaskan.

Adapun secara struktural Robyn memegang jabatan sebagai Direktur Kreatif. Pengalamannya di Parsons ‘School of Design di New York, membuatnya punya pengetahuan yang luas di bidang interior desin. Baru tahun 2013, ia kembali ke tanah air setelah sempat bekerja sebelumnya di Perancis. Sedangkan Renata, sang kakak, Renata memegang jabatan selaku Direktur Pelaksana. (EVA)

Profil Bisnis Generasi Kedua
Nama Perusahaan : Renata & Robyn Atelier
Berdiri: Grand Opening 15 Desember 2015
Pendiri: Renata Lukmito & Robyn Lukmito (Generasi kedua Citra Cipta Bika)
Bisnis: Produsen Furnitur dan Kontraktor Desain Interior segmen
Target Pasar: Residensial dan ritel
Segmen: High End
Showroom: Jalan Hang Lekir 1 no 11, Kebayoran baru, Jakarta Selatan

Profil Bisnis Generasi Pertama
Nama: Citra Cipta Bika
Pendiri: Norman Lukmito
Tahun berdiri: 1985
Target Pasar: hotel, resor, apartemen, restauran dan perkantoran

Hotel
Mulia Hotel – Jakarta, Sofitel Bali – Bali, W Resorts And Spa – Bali, The Mulia Bali – Bali, Four Seasons – Doha, Qatar, Sutos Hotel – Surabaya, Grand Indonesia Kempinski – Jakarta, Mandarin Oriental – Jakarta, Raffles Hotel – Jakarta, Grand Hyatt – United Arab Emirates, Four Seasons – Cairo, Egypt, Westin Hotel – Martin Place, Sydney, Bali Town Square Suites Bali – Bali, Grand Hyatt Hawaii Kauai – Hawaii, Grand Indonesia Hotel & Apartment – Jakarta, Intercontinental Hotel & Resort – Natadola, Fiji Islands, Presidential Suite Lemuria – Seychelles. Rimba Hotel – Bali, Sir Baniyas Hotel Development – Abu Dhabi, Uae, Skav – Bahrain, Smvr – Bahrain , The Andaman Hotel – Langkawi, Malaysia, Borobudur Hotel – Jakarta, Dharmawangsa Hotel – Jakarta, Sheraton Hotel – Anaheim, California, Andaman Hotel – Langkawi, Mandarin Oriental – Tokyo, J.W. Marriot – Jakarta, Condando Plaza – Puerto Rico, Illikai Hotel – Hawaii, Fukuda Hotel – Japan, Okuma Hotel – Japan, Regent Hotel – Hawaii , Hotel Hilton – Jakarta, Intercontintal Midplaza – Jakarta, Le Meridien – Jakarta, Four Seasons – Langkawi, Malaysia, Marriott Hotel Vietnam

Resor
W Resort And Spa – Bali, Ayana Rimba – Bali, Four Seasons Resorts – Bora-Bora , Villa Upama – Bali, Bvlgari – Bali , Ayana Resorts – Bali, Four Seasons – Sharm El Sheikh, Egypt, Karma Kandara Villa – Bali, Lemuria Presidential Villa – Seychelles, Yatule Beach Resort – Natadola, Fiji Islands , Ritz Carlton Resorts – Bali, Conquistador – Puerto Rice, Busena Cottage – Japan, Saint Mallo – France, Safari Lodge – United Arab Emirates, Disney’s Animal Kingdom Lodge – California
Apartemen
Residence 8 – Jakarta, Intercontinental Midplaza – Jakarta, Oakwood Apartment – Jakarta, Ayana Residence – Bali, Frasier Residence – Jakarta, Reine Marine Residence Service Apartment – France, The Peak Apartment – Jakarta, Kempinski Grand Indonesia Apartment – Jakarta

The post Unjuk Gigi Generasi Kedua Citra Cipta Bika appeared first on SWA.co.id.

SWA Business Learning Center Juli 2016: COMPREHENSIVE LEADERSHIP FOR MANAGERS – IN THE NEW WORLD OF WORK - Memimpin Gen Y Menghadapi Tantangan Perusahaan

$
0
0
SWA Business Learning Center Juli 2016: COMPREHENSIVE LEADERSHIP FOR MANAGERS – IN THE NEW WORLD OF WORK - Memimpin Gen Y Menghadapi Tantangan Perusahaan

SWA Business Learning Center Juli 2016: COMPREHENSIVE LEADERSHIP FOR MANAGERS – IN THE NEW WORLD OF WORK Memimpin Gen Y Menghadapi Tantangan Perusahaan 2 (Two)... Read More


Rully Marzuli

$
0
0
Rully Marzuli

Menjadi kebanggaan tersendiri bagi Rully Marzuli ketika tahun 2015, bersama tim anak-anak muda lokasi berhasil membawa Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Bandung Group meraih PROPER... Read More

Muamalat Luncurkan Lounge Khusus Bagi Jamaah Haji dan Umroh

$
0
0
Foto 1_resized_1

Semakin tingginya minat masyarakat muslim Indonesia untuk menunaikan ibadah haji/umroh ke Tanah Suci, mencapai angka sekitar juta jamaah pada tahun 2015, mendorong Bank Muamalat Indonesia... Read More

Kaspersky Perketat Keamanan Sistem ATM

$
0
0
Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager Kaspersky Indonesia

Perusahaan keamanan siber, Kaspersky Lab, menilai ancaman paling umum yang menargetkan mesin ATM lebih bersifat fisik, seperti skimming dan pencurian terhadap Anjungan Tunai Mandiri (ATM).... Read More

MCA Indonesia Hibahkan Rp 622 Miliar Untuk Kelola SDA

$
0
0
IMG_0216-800x533

Peran masyarakat akar rumput sangat penting dalam inovasi pengelolaan sumber daya alam Indonesia. Untuk mendukung peran tersebut, Millennium Challenge Account–Indonesia (MCA-Indonesia)  menandatangani nota kesepahaman Hibah... Read More

NettApp Perkenalkan Teknologi Pendukung Data Center Terbaru

$
0
0
index

Internet of Things menjadi suatu hal yang primer untuk sejumlah bidang. Guna memenuhi kebutuhan dalam transaksi, pergerakan serta penyimpanan dalam mengelola data, NetApps mengumumkan sistem... Read More

NettApp Klaim No.2 Kuasai Pasar All Flash Array

$
0
0
netep

Anna Sopia, Country Manager NetApp Indonesia, mengklaim, saat ini NetApp menempati peringkat kedua untuk pasar All Flash Array di seluruh dunia. Survei ini dilakukan oleh... Read More

Bank Victoria Naikkan CKPN Jadi Rp208,7 Miliar

$
0
0
Jpeg

Direktur Utama  PT Bank Victoria International Tbk, Daniel Budirahayu, mengaku, sepanjang tahun 2015  pihaknya mencatat persentase non-performing loan (NPL) meningkat dari 3,52 % di tahun... Read More


Sambut Idul Fitri Telkom Gelar Pasar Murah 29.000 Paket Sembako dan Santunan untuk 3000 Anak Yatim di 29 Kabupaten/Kota se-Indonesia

$
0
0
Direktur Enterprise & Business Services Telkom Muhammad Awaluddin (kedua kiri) didampingi Camat Pasar Minggu Drs H Heryanto (kedua kiri) dan Executive Vice President Regional 2 Jabotabes Teuku Muda Nanta (kanan) menyerahkan secara simbolis paket sembako kepada perwakilan masyarakat wilayah Kalibata pada pacara Gelar Pasar Murah di Kantor Telkom STO Kalibata Jakarta, Jumat (24/6).

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk  (Telkom) sesuai arahan Kementrian Badan Usaha Milik Negara melaksanakan kegiatan “Safari Ramadhan BUMN” yang merupakan bagian dari Program BUMN Hadir... Read More

Flazz sudah diterima sebagai alat Pembayaran di Pintu Tol Palimanan (Video)

$
0
0
Flazz sudah diterima sebagai alat Pembayaran di Pintu Tol Palimanan (Video)

Kabar gembira bagi masyarakat pengguna Tol Cikarang - Palimanan khususnya yang hendak mudik/balik lebaran, kini Flazz dapat digunakan sebagai alat pembayaran di ruas jalan tol... Read More

First Media Hadirkan Gambar 4K Ultra HD

$
0
0
Foto 2

Dunia digital sudah merambah ke berbagai sektor. Tidak hanya dalam korporasi, digitalisasi menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi rumah tangga. PT Link Net, penyedia layanan... Read More

Grand Indonesia Targetkan 2,7 Juta Pengunjung Saat Ramadhan

$
0
0
pertunjukan The Magical Bubble Show dari Perancis di Fountain atrium west mal grand indonesia

Menurut Kantoro Permadi, Senior Marketing Communications Grand Indonesia, kebutuhan konsumen semakin meningkat di bulan Ramadhan. Salah ssatu upaya memfasilitasi kebutuhan tersebut dilakukan dengan menggelar program... Read More

Shopee Gaungkan Kampanye Revolusi Mudik

$
0
0
Sophiee

Badan Litbang Kementerian Perhubungan memprediksikan tahun ini ada sekitar 25 juta orang Indonesia melakukan tradisi mudik untuk bisa merayakan hari Raya Idul Fitri bersama keluarga.... Read More

Viewing all 11251 articles
Browse latest View live